Literatur Review Jurnal
Sebelumnya penulis membuat sebuah penelitian tentang semiotika dari poster film “Free Guy”. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan secara analisis deskriptif menggunakan ilmu semiotika visual dengan memberi deksripsi maupun gambaran data yang terkumpul secara apa adanya tanpa memiliki maksud untuk mengeneralisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna yang terkait dari poster film tersebut.
Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan data dari berbagai
sumber dengan mengumpulkan data primer dan juga akan mengumpulkan data sekunder
yang bersumber melalui teori dan informasi yang telah di kaji. Dalam penelitian
ini penulis juga menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang berfokus pada
pendekatan denotasi, konotasi, serta mitos yang terdapat pada poster film “Free
Guy”.
Dengan ini penulis membuat literatur review dengan maksud
untuk memberikan kontribusi pada pemahaman lebih dalam tentang makna yang
terkandung dalam poster film “Free Guy” Maka dari itu,
berikut Literature Review dari beberapa referensi jurnal, artikel, dan website
mengenai pembahasan yang relevan dengan objek penelitian mengenai analisis
semiotika pada poster.
1. Penulis Jurnal :
Junisti Tamara
Judul Jurnal : Kajian
Semiotika Roland Barthes pada Poster Unicef
Halaman Jurnal : 1-8
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebaiknya memahami pesan yang disampaikan oleh poster UNICEF. Serta mengetahui denotasi, konotasi dan ideologi dalam poster UNICEF. Penulis melakukan wawancara sederhana pada tanggal 12-13 Februari 2019 untuk mengetahui tanggapannya terhadap poster UNICEF. Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat tentang poster UNICEF, penulis melakukan wawancara dengan melibatkan 15 orang mahasiswa dan beberapa masyarakat umum yang dipilih secara acak. Pada peneltian ini, penulis menginstruksikan kepada para masyarakat yang telah dipilih untuk memberikan tanggapan, dan menafsirkan secara ringkas salah satu poster UNICEF.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, ternyata hampir seluruhnya memberi tanggapan yang berbeda-beda, beberapa masyarakat tidak mentafsirkan konten keseluruhan dari poster. Mereka hanya menerjemahkan gambar posternya saja sesuai pemikiran mereka masing-masing tanpa memperdulikan teks yang ada pada poster tersebut. Hal ini dikarenakan memang konten gambar yang terlalu mendominasi, hasilnya mereka tidak paham dengan konten poster sesungguhnya dan pesan yang ditangkap menjadi kurang tepat. Bahkan ada masyarakat yang mengira bahwa poster itu adalah cover dari buku cerita anak sebelum akhirnya mereka melihat ada tanda bertuliskan UNICEF, hal tersebut membuat mereka bingung dan malah mengira UNICEF menerbitkan buku cerita untuk anak. Hal ini pula yang membuat penulis merasa perlu untuk membahas tentang kajian semiotika tentang poster tersebut.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sesuai dengan objek kajian penelitian ini dalam upaya menafsirkan makna denotasi, konotasi serta ideologi dari poster UNICEF, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu peneliti berupaya mengtafsirkan poster UNICEF melalui penerapan teori semiotika Roland Barthes untuk memberi gambaran secara jelas tentang makna denotasi, konotasi serta ideologi dari poster UNICEF. Hasil dari pengklasifikasian tersebut kemudian dianalisis dengan model semiotik Roland Barthes yaitu dengan cara mencari makna denotasi, konotasi, dan ideologi/mitos dalam setiap masing-masing poster.
Hasil Penelitian
Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya. Teori Saussure yang dikembangkan oleh Roland Barthes yaitu konsep penanda-petanda dalam pencarian makna denotasi-konotasi.
Denotasi, dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harfiah, makna yang “sesungguhnya” bahkan kadang kala juga dirancukan dengan referensi atau acuan. Proses signifikasi yang secara tradisional disebut sebagai denotasi ini biasanya mengacu kepada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap (Sobur, 2009). Konotasi, Sobur menjelaskan mengenai salah satu area penting yang dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran pembaca (the reader). Konotasi, walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembaca agar dapat berfungsi. Para ahli semiotik aliran konotasi pada waktu menelaah sistem tanda tidak berpegang pada makna primer, tetapi mereka berusaha mendapatkannya melalui makna konotasi (Sobur, 2009). Ideologi, Ideologi adalah konsep, konstruksi, atau pemikiran sosial yang diidealkan atau diidamkan, menjadi panduan dalam bertindak dan menjadi filter dalam menanggapi sesuatu yang berasal dari luar oleh pemakai bahasa sebagai anggota masyarakat (Saragih, 2011). Dengan penjelasan konsep teori tersebut penulis menggunakan teori analisis semiotika Roland Barthes untuk mengkaji dan menemukan makna yang terkandung dalam poster tersebut.
Kesimpulan
Setiap objek visual yang terdapat di dalam poster selalu memiliki
tanda-tanda dan makna tersendiri, yang secara tidak sadar dapat memunculkan
persepsi berbeda-beda, tergantung latar belakang dan sudut pandang si pengamat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan keseluruhan poster UNICEF mengandung
makna denotasi yang bersifat lugas dan tegas, karena makna denotasi memang
tidak memerlukan tafsiran tambahan dari pembacanya. Denotasi diperlukan sebagai
pembentuk makna konotasi.
2. Penulis Jurnal :
Airlangga
Jamallula, Ammar Muhammad, Ardiansyah Alfin Nugraha, Asep Irawan, Muhammad
Yasin
Judul Jurnal :
ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA POSTER IKLAN FLORIDINA COCO
Halaman Jurnal : 1-8
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna apa saja yang tekandung di dalam iklan poster minuman Floridina Coco. Dalam penelitian ini akan mencari jawaban apakah dalam poster Floridina Coco ini sudah memiliki citra yang tepat dalam mempromosikan produknya, Floridina Coco merupakan sebuah produk minuman pertama kali di Indonesia yang diproduksi oleh PT Wings Food pada tahun 2021, minuman ini menggabungkan jus jeruk dengan air kelapa asli ditambah dengan bulir jeruk asli dan coco bitz, Floridina Coco merupakan inovasi dari produk sebelumnya yaitu floridina, minuman yang berisi jus jeruk beserta bulir jeruk asli. Poster ini memiliki banyak unsur visual untuk dibahas dan menarik serta keterhubungan antar visual dengan visual lainnya, dan juga dalam poster ini PT Wings Food menegaskan bahwa produk Floridina Coco merupakan inovasi terbaru serta pertama kali ada di Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat menjadi penjelas tentang citra yang dibentuk melalui iklan Floridina Coco dengan menggunakan pendekatan semiotika.
Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji dan menganalisis poster iklan produk minuman Floridina Coco yakni menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Pada penelitian ini penulis menggunakan teori semiotika dari Roland Barthes, semiotika model Barthes ini mengenal dua istilah yaitu signifier yaitu penanda dan signified yaitu petanda, yang kemudia dia kembangkan menjadi sebuah teori metabahasa yang mempunyai dua system yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi adalah makna harfiah atau makna sebenarnya merupakan makna yang ditangkap oleh panca indra manusia, konotasi adalah tingkat yang kedua, yang berisi makna tidak pasti yang memiliki kaitan dengan hal psikologis, keyakinan dan perasaan. Barthes juga mengembangkan konsep mitos, ia definisikan sebagai ideologi gagasan yang terus berulang dimanapun sebuah tanda berada.
Fokus utama dalam penelitian ini adalah bentuk visual dalam poster Floridina Coco yang rilis pada tahun 2021melalui pendekatan semiotika Roland Barthes,sehingga akan memperoleh makna-makna yang terkandung seperti denotasi, konotasi dan mitos yang ada dalam visual poster Floridina Coco.
Hasil Penelitian
Pada poster iklan produk minuman Floridina Coco terdapat tanda verbal yang berbentuk tulisan yang keseluruhannya menggunakan Typeface berjenis Sans Serif dengan warna warna cerah seperti hijau biru dan orange dalam poster iklan tersebut terdapat beberapa tulisan yang mengindikasikan Perusahaan, Produk, Slogan, Tagline yang bertuliskan “Floridina Coco”, “Baru”, “2 in 1 Tropical Freshness”, “Kelapa Jeruk”, “Pertama di Indonesia”, “Real Orange Pulp & Cool Bitz” dan “Mengandung Vit C”, “Harga Retail Rp. 3.000/botol Pulau Jawa”. Pada poster ini menggunakan latar belakang pantai dengan pasir putih yang menggambarkan suasana tropis dengan objek pendukung seperti 2 daun kelapa, setengah buah jeruk dan juga bulirnya, 1 buah kelapa dan juga coco bitz/ nata de coco. Terdapat beberapa fokus yang disampaikan, seperti kekayaan rasa kelapa, aroma yang segar, dan manfaat kesehatan. Iklan tersebut mencoba untuk menggambarkan bagaimana minuman Floridina Coco dapat memberikan sensasi liburan tropis yang menyegarkan dan menghidupkan kembali semangat.
Poster iklan minuman Floridina Coco terdiri dari beberapa elemen visual, yaitu tipografi, warna, dan layout. Tipografi yang digunakan dalam poster tersebut menggunakan typeface berjenis sans serif. Pada bagian warna poster tersebut menggunakan warna cerah yaitu biru dan cokelat muda sebagai latar pantai, hijau sebagai daun kelapa dan buah kelapa, dan orange sebagai jeruk ataupun identitas produk. Untuk layout yang diterapkan yaitu asimetris dengan memperhatikan estetika dari desain poster.
Kesimpulan
Poster merupakan media visual yang tergabung daru unsur-unsur visual yang dimana nantinya akan terbentuk suatu visual yang berisi pesan yang akan disampaikan. Salah satunya yang diiklankan melalui poster adalah iklan produk minuman, iklan produk sendiri merupakan sebuah seni yang potensial untuk memelihara serta membangun kesadaran produk. Poster yang dijadikan media iklan yang dimana poster tersusun dari berbagai gabungan unsur-unsur visual tentunya sangat amat menarik untuk dianalisis dan dikaji tentang apa saja tanda yang ada di dalam poster tersebut. Melalui pendekatan teori Roland Barthes, penelitian ini memungkinkan penulis untuk mengetahui tanda-tanda apa saja yang digunakan dalam poster Floridina Coco, serta bagaimana tanda-tanda tersebut memiliki makna dan arti di dalamnya.
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang citra yang ingin ditampilkan dalam iklan, yaitu sensasi kesegaran dan
kesejukan tropis yang unik. Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan
yang lebih baik tentang bagaimana poster iklan Floridina Coco berhasil
mengomunikasikan pesan kepada target pasar, menarik perhatian mereka, dan
menciptakan keinginan untuk mencoba minuman tersebut. Berdasarkan analisis
semiotika semiotika Roland barthes, dapat dikatakan bahwa terdapat tanda
Denotasi dan Konotasi yang terdapat pada iklan Poster Iklan Floridina Coco
untuk bisa menyampaikan sebuah makna dari poster iklan tersebut. Dan hasil
analisa ini diharapakan dapat menjadi acuan desainer dalam membuat iklan sesuai
dengan citra yang diinginkan.
3. Penulis Jurnal :
Robert Windiar Pamungkas, Efthariena, Hendro Lucky Luntungan, Idhani Agustin,
Diovita Hernika Pramadhani
Judul Jurnal :
Representasi budaya reggae pada poster film Bob Marley One Love (Analisis
semiotika Roland Barthes)
Halaman Jurnal : 1-6
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendalami representasi budaya reggae dalam poster film "Bob Marley: One Love" melalui lensa semiotika komunikasi, khususnya dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Teori semiotika Roland Barthes memberikan kerangka kerja yang berguna untuk menganalisis bagaimana tanda-tanda dalam poster film mengkomunikasikan makna budaya reggae kepada penonton.
Melalui analisis semiotika komunikasi, diharapkan penelitian ini dapat mengungkap cara-cara di mana poster film "Bob Marley: One Love" menghadirkan budaya reggae sebagai simbol kebebasan, persatuan, dan perlawanan terhadap ketidakadilan.
Metode
Penelitian ini merupakan analisis semiotika Roland Barthes terhadap representasi budaya reggae dalam poster film "Bob Marley: One Love". Pendekatan kualitatif dengan pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan, menganalisis, dan menginterpretasi tanda dan simbol dalam poster. Objek penelitian adalah poster film "Bob Marley: One Love", Analisis semiotika Roland Barthes membagi proses penandaan menjadi dua tahap dalam tatanan pertama, yaitu denotasi dan konotasi.
Tahap denotasi mengacu pada penandaan awal yang menggambarkan makna literal atau langsung dari tanda-tanda yang ditemukan dalam poster film. Sementara itu, tahap konotasi merupakan proses interpretasi tambahan yang menghasilkan makna yang lebih dalam, termasuk pemahaman tentang mitos dan ideologi yang melingkupi tanda-tanda tersebut. Tatanan kedua adalah melalui mitos. Mitos merupakan narasi yang digunakan oleh suatu budaya untuk menggambarkan atau memahami berbagai aspek dari realitas pada kehidupan.
Hasil Penelitian
Poster Film di atas adalah poster film Bob Marley One Love, film drama biografi musikal Amerika Serikat tahun 2024 yang disutradarai oleh Reinaldo Marcus Green, dengan skenario oleh Green, Terence Winter, Frank E. Flowers, dan Zach Baylin. Dirilis pada 14 Februari 2024 di Amerika, film ini diproduksi oleh Plan B Entertainment, State Street Pictures, dan Tuff Gong Pictures, dan didistribusikan oleh Paramount Pictures. Produsernya termasuk Robert Teitel, Dede Gardner, Jeremy Kleiner, Ziggy Marley, Rita Marley, dan Cedella Marley. Film ini menggambarkan kisah hidup legendaris musisi reggae, Bob Marley. Interpretasi Poster poster diwakili oleh tiga bagian poster yaitu Bagian figur Bob Marley, Bagian warna dominan merah kuning dan hijau serta bagian tulisan teks pada poster untuk dapat menganalisis representasi Budaya Reggae terlihat melalui makna konotasi, denotasi dan Mitos yang dapat lebih jelas dipaparkan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.
Mitos dalam penelitian ini berkaitan dengan Pemaknaan representasi budaya reggae pada poster film Bob Marley One Love dimana pemaknaan mitos melalui representasi budaya reggae dapat dimaknai bahwa pada poster budaya reggae bukan saja diwakili oleh sosok Bob Marley, warna merah, hijau dan kuning serta tulisan yang memberi pemaknaan tetapi mitos menjadi cerita dibalik pemaknaan poster tersebut. Observasi langsung pada Poster film mengidentifikasi bahwa bendera Ethiopia dan rambut gimbal adalah simbol-simbol yang digunakan oleh Bob Marley sebagai penganut dan pendakwah Rastafarianisme. Menurut Barthes, mitos adalah narasi atau simbol-simbol yang digunakan oleh suatu budaya untuk menjelaskan atau memahami aspek-aspek dari realitas. Dalam konteks ini, bendera Ethiopia dan rambut gimbal menjadi mitos yang merepresentasikan keyakinan dan nilai-nilai dari gerakan Rastafarianisme yang menjadi bagian integral dari budaya regga dimana penganut rastafarian yakin bahwa kaum kulit hitam adalah umat pilihan Tuhan, dan bahwa Afrika adalah surga sejati di bumi.
Kesimpulan
Peneliti mengungkapkan makna dari yang terkandung dalam poster film
"Bob Marley One Love" dengan menggunakan teori semiotika Roland
Barthes dengan pendekatan denotasi, konotasi, dan juga mitos. Pemaknaan
denotasi mencakup visual gelap Bob Marley yang bermain gitar di panggung,
menunjukkan bahwa ia adalah seorang musisi. Konotasi dari rambut gimbal dan
warna-warna merah, kuning, dan hijau mencerminkan budaya reggae. Selain itu,
terdapat pemaknaan mitos melalui penggunaan simbol-simbol seperti bendera
Ethiopia dan rambut gimbal oleh Bob Marley sebagai bagian dari gerakan
Rastafarianisme yang menjadi integral dalam budaya Reggae. Seiring waktu,
simbol-simbol ini telah menjadi tren di Indonesia, menunjukkan pergeseran makna
dalam budaya reggae.
4.
Penulis Jurnal :
Miftahur Rizqillah, Muhammad Farhan Moeniri, Sri Wulandari
Judul Jurnal :
ANALISIS VISUAL PADA POSTER IKLAN AQUA DALAM MENGGUNAKAN TEORI ROLAND BARTHEIS
Halaman Jurnal : 1-8
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis elemen semiotic dengan melakukan analisis mendalam terhadap elemen visual, teks, dan simbol-simbol dalam poster iklan Aqua menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Menggali makna tersembunyi dengan mengidentifikasi dan menggali makna konotatif serta pesan tersembunyi yang mungkin terkandung dalam poster iklan tersebut. Memahami persepsi konsumen denan menyelidiki bagaimana tanda-tanda dan simbol-simbol dalam poster iklan Aqua memengaruhi persepsi dan interpretasi konsumen, serta potensi perubahan dalam preferensi dan pembelian. Menginformasikan strategi merek dengan memberikan wawasan berharga kepada Aqua tentang cara efektif menggunakan elemen semiotik dalam iklan untuk membangun citra merek yang diinginkan Aqua, merek air minum dalam kemasan terkenal di Indonesia, menggunakan gambar dan teks dalam poster untuk mempengaruhi persepsi konsumen.
Metode
Metode analisis yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes. Dalam analisis semiotika, terdapat level denotatif atau tandatanda literal dan level konotatif atau penafsiran makna yang lebih dalam. Kemudian Roland Bartheis mengembangkan teorinya dengan menambahkan mitos. Mitos merupakan jenis pesan atau cerita yang mengharuskan diterima kebenarannya tanpa dapat diuji secara empiris. Dalam mitos, terdapat penyampaian ideologi tertentu.
Hasil Penelitian
Poster Aqua menggunakan berbagai tanda dan simbol untuk mengkomunikasikan pesan kepada konsumen. Simbol-simbol seperti gambar botol Aqua, gambar pegunungan dan gelombang air, warna biru, logo Aqua, dan tulisan "Label Baru" memiliki peran penting dalam membangun citra merek dan menyampaikan pesan tentang kualitas, kesegaran, kebersihan, dan inovasi yang terkait dengan produk Aqua. Metode analisis semiotika Roland Barthes digunakan untuk menganalisis tanda-tanda dalam poster Aqua, meliputi analisis denotasi (makna literal), konotasi (makna simbolis atau tersembunyi), dan mitos (narasi yang dibangun melalui simbol-simbol). Gambar botol Aqua dalam poster dapat diinterpretasikan sebagai simbol merek yang secara visual mengidentifikasi produk Aqua dan menggambarkan keaslian dan kualitasnya. Tulisan "Kebaikan berawal dari sini" mengandung makna konotatif yang menekankan bahwa manfaat dan kebaikan dimulai dari konsumsi air Aqua, dan juga mengaitkan merek Aqua dengan citra yang positif. Gambar pegunungan dan gelombang air dapat dikonotasikan sebagai simbol kesegaran, kealamian, dan energi yang terkait dengan sumber air Aqua. Warna biru dominan dalam background poster menciptakan konotasi kesegaran, kebersihan, dan ketenangan yang terkait dengan merek Aqua. Logo Aqua merupakan simbol merek yang mengidentifikasi dan mewujudkan citra merek Aqua, serta menyampaikan pesan tentang kualitas dan kebersihan air minum Aqua. Tulisan "Label Baru" mengandung konotasi perubahan, inovasi, dan peningkatan yang dihadirkan dalam produk Aqua, serta menciptakan ekspektasi dan harapan tertentu terhadap produk dengan label baru tersebut.
Kesimpulan
Peneliti menggunakan teori Roland Barthes terkait denotasi, konotasi, dan mitos untuk menemukan makna yang terkait di dalam poster tersebut. Melalui analisis semiotika, poster Aqua berhasil memanfaatkan tanda-tanda visualisasi untuk menyampaikan pesan tentang kualitas, kesegaran, kebersihan, inovasi, dan manfaat produk Aqua kepada konsumen. Simbol-simbol tersebut memainkan peran penting dalam membentuk citra merek dan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap merek Aqua.
5.
Penulis Jurnal :
Vina Siti Sri Nofia, Muhammad Rayhan Bustam
Judul Jurnal :
ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA SAMPUL BUKU FIVE LITTLE PIGS KARYA
AGATHA CHRISTIE
Halaman Jurnal : 1-14
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna denotatif dan konotatif
dari tanda-tanda yang terdapat pada sampul buku Five Little Pigs karya Agatha
Christie. Dalam penelitian ini, penulis menetapkan tujuan untuk mengetahui
bahwa beberapa teks dan gambar sebagai tanda mengandung makna konotatif dan
denotatif dalam merujuk pada objek tertentu, makna konotatif dari tanda yang
dimetaforasikan melalui makna denotatif, dan makna konotatif yang ditemukan
lebih banyak. komparasi dominan daripada makna denotatif. Selain itu, penulis
menggunakan metode kualitatif dan deskriptif untuk menyajikan analisis.
Metode
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Peneliti menganalisis makna yang terirat maupun tersurat dari tanda visual maupun verbal yang terdapat pada sampul buku Five Little Pigs versi penerbit William Morrow Paperbacks tahun 2011 yang merupakan sebuah buku karya Agatha Christie ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes sebagai pembedah utama. Semiotika sendiri merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang tanda.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara teknik observasi dan studi kepustakaan. Peneliti menggunakan teknik observasi yang dilakukan dengan cara mengamati langsung dari sampul buku Five Little Pigs karya Agatha Christie versi penerbit William Morrow Paperbacks tahun 2011 lalu teknik studi kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari pada beberapa sumber ilmiah seperti buku, jurnal, skripsi, website yang terkait dengan penelitian ini. Data primer diperoleh dari langsung dari sampul buku Five Little Pigs karya Agatha Christie versi penerbit William Morrow Paperbacks tahun 2011. Data sekunder diambil dari buku, jurnal, skripsi dan website yang dianggap terkait dengan relevansi penelitian. Sedangkan, analisis penelitian menggunakan analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh Milles dan Huberman (1984), setidaknya diperlukan tiga arus aktivitas yang beriringan dalam melakukan analisis data kualitatif. Pertama, melakukan reduksi data mengacu pada pemilihan kata atau gambar yang memiliki makna denotatif dan konotatif. Kedua, menganalisis tampilan data sehingga kumpulan informasi yang terorganisir memungkinkan untuk pengambilan analisis visual dan verbal. Dan yang terakhir adalah mendeskripsikan hasil kedalam tulisan sehingga dapat ditarik simpulan mengenai hasil penelitian.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan tiga tanda visual dan dua tanda verbal. Masing-masing tanda tersebut dianalisis secara denotatif kemudian diinterpretasikan makna konotatifnya berdasarkan interaksi makna denotatif tersebut dengan konteks serta emosi budaya yang bersangkutan. Setelah menganalisis tanda verbal maupun visual serta serta tanda bahasa tingkat pertama denotatif dan tanda bahasa kedua konotatif dari teks verbal dan visual dalam cover buku Five Little Pigs karya Agatha Christie versi penerbit William Morrow Paperbacks tahun 2011, maka peneliti mendapat hasil analisis sebagai berikut.
Terdapat tanda visual berupa kuas lukis. Analisis tanda bahasa tingkat pertama denotatif terhadap kuas lukis adalah alat yang digunakan untuk mengaplikasikan cat, warna, atau terkadang tinta. Dalam KBBI, kuas lukis didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melukis atau mengecat dan terbuat dari bulu hewan seperti babiatau kuda kemudian ditata dan diikat dan diberi tangkai biasanya berupa kayu. Selanjutnya, analisis tanda bahasa tingkat kedua konotatif yaitu kuas lukis sebagai kata kerja dapat diartikan sebagai sikat yang berarti menyapu. Jika dimetaforakan, kuas dapat diartikan sebagai alat untuk menghapus jejak atau membuat jejak untuk kejahatan maupun kebajikan. Sehingga dalam hal ini jika dihubungkan dengan jalan cerita novel ini dapat didefinisikan sebagai alat atau jejak seorang pembunuh dalam novel ini. Terdapat tanda visual berupa warna merah. Analisis tanda bahasa tingkat pertama denotatif terhadap warna merah adalah jenis warna yang berada di ujung spektrum di sebelah oranye dan berlawanan dengan ungu. Dalam KBBI, warna merah didefinisikan sebagai sebuah warna dasar yang serupa dengan darah. Selanjutnya, analisis tanda bahasa tingkat kedua konotatif yaitu warna merah sebagai simbol bahaya atau kekuasaan. Dalam Budaya Barat warna merah digunakan untuk tanda bahaya, dan warna tersebut dapat ditemukan pada bendera nasional, yang menunjukkan kekuatan. Selanjutnya, novel ini menceritakan tentang pembunuhan yang berbahaya. Terdapat tanda visual berupa warna abu-abu. Analisis tanda bahasa tingkat pertama denotatif terhadap warna abu-abu adalah jenis warna yang memiliki warna campuran dari warna dasar hitam dan putih. Dalam KBBI, warna abu-abu didefinisikan sebagai warna yang dihasilkan antara hitam dan putih. Selanjutnya, analisis tanda bahasa tingkat kedua konotatif yaitu warna abu-abu melambangkan netralitas dan keseimbangan menurut psikologi warna. Namun, abu-abu memang membawa beberapa konotasi negatif, terutama dalam hal depresi dan kehilangan. Terlihat tidak adanya warna membuatnya kusam. Warna Abu-abu sebagai warna latar novel ini mewakili situasi depresi kehilangan yang terjadi dalam novel ini.
Terdapat tanda verbal berupa teks Five Little Pigs. Analisis tanda bahasa tingkat pertama denotatif terhadap teks Five Little Pigs merupakan judul atau heading pada sampul novel dan terlihat dengan huruf ukuran besar serta tebal. Selanjutnya, analisis tanda bahasa tingkat kedua konotatif yaitu teks Five Little Pigs terdengar seperti lagu atau sajak anak-anak yang mewakili lima karakter yang diwawancarai oleh detektif dalam cerita pada novel ini. Terdapat tanda verbal berupa teks The Queen of Mystery. Analisis tanda bahasa tingkat pertama denotatif terhadap teks The Queen of Mystery merupakan frasa yang tertulis di sampulnya berukuran sedang dan berada dibagian paling atas. Selanjutnya, analisis tanda bahasa tingkat kedua konotatif yaitu teks The Queen of Mystery sebuah tagline yang ditulis untuk menunjukkan identitas Agatha Christie sebagai penulis yang mengindikasikan bahwa dia adalah yang terbaik dalam menulis novel misteri. Di satu sisi, frasa tersebut bisa membuat orang penasaran tentang bagaimana Agatha Christie menambahkan sentuhan pada tulisannya. Hal ini juga dilakukan untuk menekankan identitasnya sebagai penulis cerita misteri sehingga akan mengarah pada penjualan lebih banyak eksemplar buku.
Kesimpulan
Peneliti telah menemukan bahwa Beberapa teks dan gambar yang mengandung tanda bahasa tingkat pertama dan kedua yaitu denotatif serta konotatif dalam merujuk pada objek tertentu, dan makna konotatif ditemukan lebih dominan dibandingkan dengan makna denotatif.
Peneliti menemukan bahwa tanda visual lebih dominan dibandingkan dengan
tanda verbal dalam sampul buku Five Little Pigs karya Agatha Christie versi
penerbit William Morrow Paperbacks tahun 2011. Pembaca dapat melihat contohnya
dan memahami perbedaan tanda bahasa pertama dan kedua yaitu denotatif dan
konotatif dengan menganalisisnya dengan teori Barthes, sehingga pembaca
mengetahui makna sebenarnya dari sampul buku Five Little Pigs karya Agatha
Christie.
6.
Penulis Jurnal :
Firaghaida Puspanalla Effendi, Aldila Mahadevi Akhadiyatni
Judul Jurnal :
Analisis Semiotika Pada Poster Animasi Disney “LUCA”
Halaman Jurnal : 1-12
Tujuan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk lebih memahami makna visual dari poster “Luca”. Penulis menjadikan animasi ini untuk menganalisis poster dari animasi luca untuk diketahui makna makna yang tersembunyi di balik gambar poster dan juga karena animasi ini mengangkat tema yang menarik mengenai persahabatan dunia manusia dan dunia monster laut dengan alur cerita yang sangat seru dan juga santai.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode analisis data ilmu semiotika dengan pendekatan deskripsi kualitatif. penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan makna makna yang terkandung didalam ilustrasi poster animasi “ Luca”. Pendekatan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi data secara rinci serta memahami secara menyeluruh terhadap suatu masalah.
Fokus penelitian pada analisis visual poster animasi luca menggunakan pendekatan semiotika mengenai ilmu tanda milik Roland Barthes, teori semiotika Roland Barthers sendiri merupakan pengembangan teori milik saussure yang mengatakan bahwa semiotika dibagi menjadi dua yaitu petanda dan penanda sedangkan teori roland barthes ini berfokus kepada tahap denotasi, konotasi. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data yang terkait dengan animasi luca, yaitu dengan menonton film animasi luca, melakukan pencarian website terhadap disney dan pixar dan juga melengkapi data data melalui pencarian informasi yang didapat dari artikel dan jurnal yang ada di internet.
Hasil Penelitian
Analisis visual poster animasi luca menggunakan pendekatan semiotika mengenai ilmu tanda milik roland barthes, teori semiotika Roland Barthers sendiri merupakan pengembangan teori milik Saussure yang mengatakan bahwa semiotika dibagi menjadi dua yaitu petanda dan penanda sedangkan teori Roland Barthes ini berfokus kepada tahap denotasi, konotasi. Makna denotasi merupakan sistem signifikansi pada tingkat pertama yang penandanya mempunyai tingkat kesepakatan yang tinggi dan menghasilkan makna sesungguhnya, pada tahap ini membahas tanda verbal dan tanda visual dari sudut pandang secara harfiah.
Terdapat makna denotasi dari poster tersebut yaitu, terdapat headline
atau judul dari poster film animasi yang bertuliskan L. U. C. A dengan
menggunakan warna putih yang bisa dimaknai sebagai warna yang bersih,
kemurnian, dan polos. pada bagian bawah poster terdapat sebuah tulisan “Estreno
exclusivo 18 de junio. Solo en Disney+”. tulisan ini diambil dari bahasa
spanyol yang berarti Rilis perdana pada 18 Juni. hanya di Disney+. Terdapat
tulisan Disney pixar yang terletak diatas judul poster film yang merupakan logo
dari perusahaan yang memproduksi film animasi ini. Terdapat tulisan Luca yang
berwarna putih dengan tambahan gambar gelombang di bawah tulisannya yang
memiliki tekstur seperti menulis menggunakan pensil. Terdapat bangunan penduduk
yang padat terletak di kaki bukit pada poster tersebut. Terdapat 2 anak remaja
yang tengah berada di laut dengan bagian badan hingga kepala yang berwujud
manusia sedangkan badan bagian bawahnya yang berwujud monster laut sedangkan 1
anak remaja lainnya yang memiliki wujud normal pada manusia sedang menyatukan
tangan mereka di depan. Terdapat seekor kucing yang sedang mengangkat kaki
depannya seperti sedang berjalan dengan buntut yang sedikit ke atas dan mata
yang menyipit atau memicing layaknya ekspresi yang sedang menatap curiga.
Terdapat seorang nelayan yang tidak memiliki lengan tangan sebelah kanan sedang
berdiri sambil memegang beberapa ikan hasil tangkapannya. Terdapat seorang anak
remaja yang terduduk di atas vespa bersama 2 anak buahnya dengan ekspresi wajah
yang angkuh dan juga sombong menatap kedepan.
Sementara makna konotasi pada poster tersebut yaitu, terdapat headline pada poster ini bertuliskan L. U. C. A yang dibaca sebagai luka, nama luca diambil dari nama salah satu karakter dari film ini yang dijadikan sebuah judul, pengambilan judul dari nama salah satu karakter mengartikan bahwa cerita dari animasi ini merupakan cerita dari luca yang menjadi karakter utama pada film animasi ini. Tulisan D. I. S. N. E. Y, dan P. I. X. A. R yang dibaca sebagai disni dan piksar merupakan nama dari perusahaan yang yang memproduksi film luca ini, penulisan nama perusahaan pada poster merupakan hal wajib yang dapat dijadikan sebagai hak cipta pada poster dan juga sebagai penanggung jawab dari film yang diproduksi, sedangkan tulisan D. I. S. N. E. Y. + yang dapat dibaca sebagai disni ples merupakan nama dari sebuah platform layanan streaming berbayar yang akan dijadikan sebagai tempat untuk merilis film animasi ini. Pengambilan bahasa spanyol yang dijadikan tulisan pada poster ini dikarenakan poster ini dirilis di salah satu web disney yang berada di Las Angel, Amerika Serikat yang mayoritas masyarakatnya berbahasa spanyol sehingga penyampaian tulisan ini dapat dimengerti oleh seluruh masyarakat di Los Angel. tulisan ini diartikan sebagai Rilis perdana pada 18 Juni. hanya di Disney+ yang dimana film ini akan ditayangkan pertama kali pada tanggal 18 juni yang hanya akan muncul di platform layanan streaming berbayar yang dinamakan Disney plus. Tulisan Disney Pixar yang terletak diatas judul poster yang merupakan logo dari perusahaan yang memproduksi film “Luca”, Peletakkan logo Disney dan juga Pixar di atas judul menandakan bahwa menjadi sebuah mandatory pada poster tersebut. Tulisan luca memiliki tekstur seperti tulisan yang ditulis dengan sebuah pensil yang menandakan bahwa luca dan alberto memiliki sebuah mimpi mereka bersama yang mereka tulis di sebuah kertas. Gelombang identik dengan ombak yang ada di lautan yang mengartikan bahwa mereka adalah makhluk yang berasal dari laut dan warna putih diartikan sebagai warna kemurnian yang polos, jadi bisa dimaknai bahwa luca dan alberto merupakan monster laut yang memiliki impian bersama tanpa mereka ketahui tentang dunia di luar laut dan hanya berfokus untuk mewujudkan impiannya. Bangunan padat tersebut menandakan latar tempat yang terdapat pada film Luca dimana bertempat di sebuah kota Portorosso di pinggir pantai yang merupakan tempat tinggal dari giulia, kota portorosso merupakan kota fiksi yang dibuat oleh disney, kota ini terinspirasi dari kota pinggir pantai di Riviera yang berlokasi di italia dimana bangunan di kota tersebut juga berada pada pinggiran laut serta padat dan juga memiliki ciri khas pada warna bangunan yaitu warna warni serta terletak di bukit. Terlihat bahwa setengah badan yang terkena air dapat berubah wujud menjadi monster laut dan setengahnya lagi yang tidak terkena air akan berwujud seperti manusia sehingga luca dan alberto dapat mengubah dirinya menjadi monster laut ketika terkena air. penyatuan tangan ke depan merupakan tos yang malambangkan persahabatan yang mempunyai satu visi yang sama dan salam pertemanan hal ini mengartikan bahwa hubungan persahabatan tidak memandang perbedaan bahkan dua makhluk sekalipun masih bisa dilakukan. Seekor kucing bernama filsuf merupakan yang pertama kali melihat luca dan alberto yang dapat berubah wujud menjadi monster laut jika terkena air, kucing juga adalah hewan yang memiliki indra dan penglihatan sangat sensitif dibandingkan dengan manusia sehingga saat filsuf melihat luca dan juga alberto curiga jika mereka adalah seekor hewan laut. Posisi buntut yang sedikit naik ke atas menandakan bahwa seekor kucing yang sedang tertarik dengan sesuatu. Massimo terlahir hanya dengan memiliki satu tangan, tetapi hal tersebut tidak membuat massimo merasa tidak berguna hanya dengan satu tangan, ia memiliki keterampilan yang luar biasa dalam memasak, menangkap ikan bahkan berburu monster laut. Ercole dan kedua anak buahnya tidak ingin dikalahkan oleh kehadiran Luca dan Alberto yang menjadi penghalang mereka untuk menang, mereka juga ingin menangkap Luca dan Alberto ketika mereka mengetahui wujud asli dari Luca dan Alberto.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan di dalam poster terdapat tanda verbal dan tanda visual yang memiliki
makna tersendiri dan mempunyai ikonik masing-masing serta menunjukkan
karakteristik pada setiap karakter yang terdapat pada poster tersebut, poster
animasi luca ini merepresentasikan gambaran secara umum dari alur cerita yang
disajikan pada film ini. Peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes
untuk menemukan makna tanda verbal dan visual yang terdapat dalam poster
tersebut.
7. Penulis Jurnal :
F Fatmawati, Nimas Fadhilatur Rohmah, Restu Ismoyo Aji
Judul Jurnal :
ANALISIS SEMIOTIKA POSTER FILM RAYA AND THE LAST DRAGON
Halaman Jurnal : 1-9
Tujuan
Tulisan ini bertujuan mengulas makna elemen-elemen visual poster film tersebut menggunakan analisis semiotika visual melalui pendekatan teori semiotika Roland Barthes. Alasan penulis memilih poster film Raya and The Last Dragon sebagai bahan analisis semiotika visual adalah karena poster film tersebut memiliki banyak elemen-elemen visual yang menarik dan dapat dianalisis menggunakan teori semiotika. Selain itu, penulis belum menemukan jurnal mengenai analisis semiotika poster film Raya and The Last Dragon di berbagai sumber. Film Raya and The Last Dragon memiliki makna-makna yang dalam dan disampaikan dengan sempurna melalui poster film tersebut sehingga penulis dapat dengan yakin memilihnya sebagai objek bahan analisis.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Dalam menganalisis makna yang terdapat pada poster film animasi Raya and The Last Dragon ini digunakan teori semiotika Roland Barthes. Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda. Teori semiotika memiliki dua bagian yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Hal yang tertangkap oleh pikiran kita yang ditulis atau apa yang dibaca merupakan sebuah penanda (signifier) sedangkan petanda (signified) merupakan makna atau pesan yang ada di pikiran kita tentang sesuatu yang kita tangkap. Barthes mengembangkan teori tersebut yang dikenal dengan istilah to order of signification (denotasi, konotasi) dan mitos.
Pengumpulan data ini menggunakan teknik observasi dan studi kepustakaan. Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung poster film animasi Raya and The Last Dragon sedangkan teknik studi kepustakaan dilakukan dengan studi pada jurnal dan website yang terkait dengan penelitian ini. Data primer diperoleh dari poster film animasi Raya and The Last Dragon. Data sekunder diambil dari jurnal dan website yang dianggap relevan.
Hasil Penelitian
Film Raya and The Last Dragon berlatar belakang di negeri Kumandra, di mana manusia dan naga hidup dalam harmoni. Suatu hari Druun, wabah yang lahir dari perselisihan manusia, menyerang Kumandra dan mengubah semua makhluk menjadi batu. Kemudian Sisu, naga terakhir yang selamat dari para Druun, memusatkan semua sihirnya menjadi permata dan menghancurkan para Druun. Berkat keajaiban isi perut naga, semua kecuali naga yang berubah menjadi batu hidup kembali. Setelah itu, Naga Sisu menghilang, hanya menyisakan permata ajaibnya. Manusia yang takut akan kemunculan kembali Druun bertarung di antara mereka sendiri untuk mendapatkan permata ajaib dan menyebabkan Kumandra terpecah menjadi lima suku, yaitu Taring, Tulang, dan Ekor. Cerita dimulai 500 tahun kemudian ketika Benja, kepala Suku Hati, memanggil suku Tulang dan Ekor untuk berdamai dan membangun kembali Kumandra. Di tengah-tengah masalah tersebut, Suku Taring berkhianat dan merencanakan untuk mencuri permata ajaib yang dijaga oleh Suku Hati. Hal ini memicu pertempuran antara lima suku atas permata ajaib, di mana permata pecah menjadi lima bagian. Pecahan permata ajaib Sisu menghidupkan kembali Druun dan mengubah semua orang menjadi batu, termasuk Benja, ayah Raya. Raya yang ditemani hewan peliharaannya Tuk-Tuk berjuang berpetualang bersama mencari naga Sisu untuk menyelamatkan ayah mereka yang berubah menjadi batu. Setelah enam tahun mencari, Raya sampai di ujung sungai terakhir. Di sana dia berhasil menemukan Sisu dan memintanya membuat manik ajaib yang sama agar dia bisa menghancurkan Druun. Sayang sekali Sisu tidak bisa membuat permata.
Peneliti menggunakan teori Roland Barthes dengan denotasi, konotasi, dan mitos untuk menemukan makna yang terkait di dalam poster film Raya and The Last Dragon. Banyak makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat pada poster film tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai analisis elemen-elemen visual dalam
poster film animasi Raya and The Last Dragon dengan menggunakan pendekatan
semiotika model Roland Barthes, analisis ini menyimpulkan bahwa elemen-elemen
visual yang terdapat didalam poster mampu menggambarkan kisah Raya sebagai hero
mistik yang berbekal bola roh naga, bersenjatakan pedang menyerupai keris,
berdiri dengan pose layaknya seorang hero yang siap menghadapi rintangan untuk
menyatukan bola roh yang terpisah, mencari seekor naga yang bernama Sisu. Raya
bertualang melewati hutan semak-semak, juga reruntuhan candi hingga menerobos
hujan dan terik matahari demi meraih tujuannya.
8. Penulis Jurnal :
Rohiman Rohiman , Ade Mousadecq, Abdi Darmawan, Alfajri Ahmad Ramadhan
Judul Jurnal : Kajian
Tanda Pada Poster Iklan Produk IKEA
Halaman Jurnal : 1-5
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperjelas makna dan siknifikasi dari tanda visual IKEA. Analisis karya poster iklan IKEA dilakukan untuk berkontribusi pada pemahaman dilingkungan akademik tentang peran penting semiotika dalam ranah visual dan bagaimana sistem tanda bekerja dalam karya tersebut. Mengingat jenis semiotika yang berbeda – beda, penulis lebih memfokuskan pada semiotika analitis dengan menganalisis sistem simbolik, termasuk objek, sistem, dan makna. Pendekatan teoritis Roland Barthes digunakan untuk menganalisis poster. Hal ini memungkinkan poster iklan dari IKEA dapat untuk menemukan simbol yang digunakan melalui analisis denotasi konotasi.
Metode
Metode pada penelitian ini menggunakan metode kulaitatif, dengan pendekatan semiotika. Semiotika digunakan dalam upaya mengungkap makna konteks dan teks yang ada pada poster. Teori semiotika di kenal dengan istilah makna denotasi dan konotasi dari Roland barthes. Pada kajian ini berfokus menganalisis visual poster iklan IKEA. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, ,dokumentasi, studi literatur. Untuk memperjelas data, peneliti melakukan analisis model semiotika Roland Barthes melalui dua tingkat signifikansi. Tingkatan ini terdiri dari tingkat perluasan makna dan tingkat perluasan makna. Pada tahap display, peneliti fokus pada visualisasi. Visualisasi dipersepsikan dalam bentuk realitas eksternal yang lebih realistis yang lebih dekat dengan tanda-tanda visual. Tahap selanjutnya adalah tahap implikasi yang meliputi interpretasi aspek nilaikontekstual yang ingin disampaikan melalui karya yang disajikan.
Hasil Penelitian
Makna konotasi yang terkandung pada poster tersebut meliputi, dua objek utama di poster ini adalah sebuah kemasan pil tidur yang seharus nya keluar sebuah pil tidur tapi di poster ini di ubah menjadi sebuah bantal, yang mana menandakan dan menyampaikan pesan “Tanpa menggunakan bantuan pil tidur kamu bisa langsung tidur dengan nyaman dengan mengunakan bantal dari produk IKEA”. 2 Objek tersebut memvisualisasikan kata – kata dari tagline poster ini yaitu “No Pills, Just Pillow!” yang artinya “Bukan pil, tapi hanya bantal”. Ukuran objek kemasan pil dibuat besar untuk menjadi point of interest pada poster ini, ukuran objek bantal di proporsionalkan dengan ukuran pil sehingga tidak terjadi perbedaan proporsi yang bisa mempengaruhi makna dan pesan serta keterkaitan tanda. Text tagline diletakan dibawah kedua objek utama sebagai hierarki atau urutan mana yang akan dilihat terlebih dahulu oleh audience, setelah audience melihat kedua objek lalu di ikuti dengan melihat text tagline maka pesan akan tersampaikan. Efek vignette pada poster membuat kesan waktu malam yang identik dengan waktu tidur, efek vignette terlihat seperti objek-objek dalam poster tersebut terkena cahaya dari sebuah lampu tidur. Retorika semiotika dalam text tagline “No Pills, Just Pillow!” yang artinya “Bukan pil, tapi hanya bantal” mempersuasi audience bahwa dengan menggunakan bantal yang nyaman dari produk ikea membuat anda dapat tidur dengan nyaman dan pulas, tanpa bantuan dari sebuah pil tidur.
Makna denotasi pada poster tersebut meliputi, makna secara visual poster ini memiliki dimensi 7:10 berbentuk potrait. Poster ini di dominasi dengan warna dongker muda sebagai background dengan sentuhan efek vignette pada poster ini. Terdapat 2 objek utama dalam poster ini yaitu objek kemasan pil/obat (botol) yang sudah terbuka dengan tutup botol berada di bagian belakang botol, 2 bantal produk IKEA berada di bibir botol, serta 8 buah bantal produk IKEA. Terdapat teks Tagline “Sleep naturally supplements focus & momory” di bagian botol. Terdapat nama produk dan harga “rumsmalva ergonomic pillows £ 13, serta logo IKEA the wonderfull everyday dibagian pojok bawah poster dan text tomorrow starts tonight di pojok kiri bawa poster. Dua objek utama di poster ini adalah sebuah kemasan botol pil tidur yang semestinya keluar sebuah piltidur akan tapi diposter ini diubah menjadi sebuah bantal, yang mana menandakan dan menyampaikan pesan “Tanpa menggunakan bantuan pil tidur kamu bisa langsung tidur dengan nyaman dengan mengunakan bantal dari produk ikea”. 2 Objek tersebut memvisualisasikan kata – kata daritagline poster ini yaitu “Sleep naturally supplements focus & momory!” yang artinya “Tidur secara alami menambah fokus dan memori”. Ukuran objek kemasan pil dibuat besar untuk menjadi point of interest pada poster ini, ukuran objek bantal di proporsionalkan dengan ukuran pil sehingga tidak terjadi perbedaan proporsi yang bisa mempengaruhi makna dan pesan serta keterkaitan tanda. Text tagline diletakan dikemasan botol objek utama sebagai hierarki atau urutan mana yang akan dilihat terlebih dahulu oleh audience, setelah audience melihat kedua objek lalu di ikuti dengan melihat text tagline maka pesan akan tersampaikan. Efek vignette pada poster membuat kesan waktu malam yang identik dengan waktu tidur, efek vignette terlihat seperti objek-objek dalam poster tersebut terkena cahaya dari sebuah lampu tidur. Retorika semiotika dalam text tagline “Sleep naturally supplements focus & momory!” yang artinya “Tidur secara alami menambah fokus dan memori” mempersuasi audience bahwa dengan menggunakan bantal yang nyaman dari produk ikea membuat anda dapat tidur dengan nyaman dan pulas, tanpa bantuan dari sebuah pil tidur.
Kesimpulan
Makna dari setiap poster IKEA adalah pesan yang disampaikan kepada
audiens tertentu dalam bentuk tanda visual. Secara umum, pesan iklan yang
diberikan oleh sebuah tanda dapat dilihat dalam dua cara:tanda yang dirasakan
secara visual oleh panca indera dan makna dari tanda yang disampaikan. Simbol
visual dapat dikenali dari representasinya, baik berupa ikon, katalog, maupun
simbol. Makna yang disampaikan oleh tanda tersebut dapat dipahami melalui
interpretasi berdasarkan konsep-konsep ilmiah yang berkaitan dengan mitos.
Makna visual dari poster iklan IKEA ialah untuk mempengaruhi masyarakat agar
menggunakan produk yang ditawarkan melalui komunikasi massa yang digunakan oleh
desainer IKEA bersifat similarity atau peniruan bentuk dari kenyataan.
Penelitian semiotika sebagai metode penelitian sangat relevan, khususnya dalam
bidang desain komunikasi visual, karena cenderung menganggap citra visual
sebagai wacana sosial. Mengingat karya desain visual mengandung kombinasi
antara verbal dan visual berupa tanda-tanda tertentu dan maknanya, pendekatan
semiotika Roland Barthes sebagai teori analisis karya desainkomunikasi visual
layak untuk diterapkan secara positif dan kontekstual.
9.
Penulis Jurnal :
A’yun Nikmatus Shalekhah, Martadi
Judul Jurnal : ANALISIS
SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA POSTER FILM PARASITE VERSI NEGARA INGGRIS
Halaman Jurnal : 1-13
Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu menemukan makna dibalik poster film Parasite versi negara Inggris. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu Analisis semiotika pada poster film Parasite versi negara Inggris sedangkan, tujuan dari penelitian artikel ilmiah ini, untuk menganalisis dan menggali makna-makna dibalik tanda yang terdapat pada poster film Parasite.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Dalam menganalisis makna yang terdapat pada poster film Parasite versi negara Inggris ini digunakan teori semiotika Roland Barthes sebagai pisau bedah. Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda. Teori semiotika Roland Barthes merupakan pengembangan dari teori Saussure yang mengatakan semiotika dibagi menjadi dua bagian penanda (signifier) dan petanda (signified). Barthes lalu melanjutkan dengan mengembangkan teori tersebut yang dikenal dengan istilah two order of signification (denotasi, konotasi) dan mitos. Pengumpulan data ini menggunakan teknik observasi dan studi kepustakaan. Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung poster film Parasite sedangkan teknik studi kepustakaan dilakukan dengan studi pada buku, jurnal, skripsi, website yang terkait dengan penelitian ini. Data primer diperoleh dari poster film Parasite yang dirilis oleh La Boca Studio Inggris. Data sekunder diambil dari buku, jurnal, skripsi dan website yang dianggap relevan.
Hasil Penelitian
Poster adalah media yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi, saran, atau ide-ide tertentu, sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi tersebut. Poster adalah salah satu media untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Dalam hal perfilman, poster merupakan media komunikasi visual yang bisa menyampaikan informasi kepada calon penonton tentang gambaran umum dari suatu film.
Poster film Parasite versi negara Inggris yang didesain oleh La Boca mempunyai berbagai macam makna. Diantara maknamakna tersebut ada yang memunculkan representasi kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi antara Keluarga Park kaya dan keluarga Kim yang miskin. Tanaman bonsai dan anjing putih di dalam poster merupakan representasi dari keluarga Park kaya di mana tanaman bonsai dan anjing putih merupakan objek yang mahal harganya sehingga menjadi tanda yang bisa mewakili keluarga Park. Sedangkan kloset yang bau merupakan representasi kondisi rumah keluarga Kim yang bertempat di pemukiman kumuh. Lanscape stone juga menjadi tanda untuk keluarga Kim yang mengharapkan keberuntungan. Objek-objek di luar yang disebut di atas merupakan objek yang mewakili untuk menggambarkan beberapa adegan yang ada di Film Parasite.
Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan hasil analisis adalah berbeda dengan poster asli film Parasite, poster film yang didesain oleh La Boca Studio menggambarkan adegan-adegan ikonik melalui berbagai objek yang terdapat pada poster dengan begitu Poster film ini merupakan gambaran umum dari film Parasite itu sendiri. Menggunakan teori Roland Barthes, penulis menemukan terdapat banyak makna yang terkandung di dalam poster tersebut.
10.
Penulis Jurnal :
Dewi Tri Kinasih Matondang, Nanang Ganda Prawira, Ramadita Fetrianggi
Judul Jurnal :
Analisis Semiotika Roland Berthes pada Poster World Ocean Day BBPB
Halaman Jurnal : 1-6
Tujuan
Media poster merupakan media komunikasi visual untuk menyampaikan sebuah pesan atau informasi dimana peranya sangat efektif dalam menanamkan ingatan para pembaca. Pada kegiatan memperingati hari laut sedunia yang diselenggarakan oleh BBPB menggunakan poster sebagai media mengenalkan kegiatannya. Oleh karena itu rumusan masalah pada penelitian ini merupakan analisis semiotika pada poster world ocean day kegiatan dari BBPB. Menggunakan teori Roland Barthes untuk menganalisis dan menggali makna dari tanda yang terdapat pada poster world ocean day.
Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan makna tanda pada poster World Oceans Day dengan menganalisis menggunakan semiotika teori Roland Barthes sistem denotasi, konotasi, dan mitos/ideologi.
Metode
Analisis kualitatif deskriptif menjadi teknis analisis pada penelitian ini. Analisis deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan teori semiotika Roland Barthes dengan menggunakan sistem denotasi, konotasi dan mitos/ideologi. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, te teori semiotika Roland Barthes merupakan salah satu dari aktivis pada dunia semiotika yang identik. Dimana teorinya paling banyak digunakan pada penelitian.
Terdapat dua sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu, data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini bermaksud untuk menyelesaikan permasalah yang sedang ditangani. Data tersebut dikumpulkan oleh peneliti itu sendiri secara langsung dari sumber pertama yang dilakukan dengan mendownload dokumentasi poster pada instagram Bye Bye Plastic Bag. Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan dan tersedia oleh pihak lain. Hal ini membuat peneliti dapat memanfaatkan data tersebut sesuai kebutuhan sang peneliti. Literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan sebagai sumber datanya.
Hasil Penelitian
Pertama denotasi pada poster ini terdapat ilustrasi ombak yang bergradasi warna hijau, paus yang berwarna biru serta ikan yang berada dibawah paus. Paus memiliki salah satu peran dalam usaha melawan perubahan iklim. Sebagai pompa biologis yang sangat besar asal dasar laut, paus berperan penyimpan karbon jumlah yang cukup banyak. Kemudian apabila paus mati jasadnya akan tenggelam ke dasar laut yang akan menyimpan karbon di laut untuk berabad-abad. Selain itu di bagian kanan terdapat penyu yang berenang di samping berbagai terumbu karang. Pada bagian bawah terdapat bumi yang digambarkan hanya setengah. Terdapat pelengkap informasi kegiatan serta logo BBPB atau Bye Bye Plastic Bag dan YOUTHTOPIA sebagai penyelenggara acara kegiatan memperingati hari laut sedunia.
Selanjutnya penjelasan konotasi yang terdapat pada poster. Terdapat slogan “NO MASK, NO ENTRY” merupakan setiap orang wajib menggunakan masker agar dapat mengikuti acara memperingati hari laut sedunia pada BBPB. Selain itu, poster ini menjelaskan bahwa kita hidup bersama-sama dan memperingati hal itu diseluruh dunia. Kata “WORLD” disini mengartikan hari yang dirayakan bukan hanya laut Indonesia melainkan seluruh laut dunia. Kemudian kata “OCEANS” pada poster mengartikan kegiatan ini suatu kegiatan lingkungan yang khusus untuk bagian laut. Akhir kata dari judul acara ini yaitu “DAY” mengartikan acara peringatan ini hanya dilakukan satu hari setiap tahunnya yaitu pada tanggal 8 Juni. Serta makna dari logo BBPM atau Bye Bye Plastic Bag dan YOUTHTOPIA mengartikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan oleh organisasi anak muda untuk anak muda dan orang tua.
Pembahasan terakhir dengan semiotika teori Barthes mitos/ideologi yaitu BBPM atau Bye Bye Plastic Bag dan YOUTHTOPIA mengajak masyarakat agar mengikuti acara memperingati hari laut sedunia dan mengambil tindakan pada planet biru untuk laut dan iklim yang sehat bersama.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari hasil analisis poster ini yaitu, setiap objek
visual pada poster memiliki tanda dan makna tersendiri. Dari poster World
Oceans Day dapat ditemukan makna denotasi, konotasi dan mitos/ideologi. Hal ini
dapat munculnya pandangan berbeda oleh setiap pengamat berdasarkan latar
belakangnya dan sudut pandang. Poster ini menggambarkan sebagian yang terdapat
pada laut agar memahami perlunya mengingat hari laut dunia sebagai gerakan
mengambil tindakan pada planet biru dan iklim yang sehat.
11.
Penulis Jurnal :
Inne Chaysalina, Nadya
Judul Jurnal :
ANALISIS POSTER FILM “THE BOYS IN THE STRIPED PAJAMAS (2008)” MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES
Halaman Jurnal : 1-8
Tujuan
tulisan ini akan membahas analisis poster film The Boys in the Striped Pajamas yang menarik untuk dijadikan kajian analisis karena didalamnya terkandung tanda yang dapat ditelaah menggunakan teori Semiotika Roland Barthes. Pemilihan film The Boys in the Striped Pajamas ini dilatar-belakangi oleh kompleksitas cerita serta norma yang terbentuk dalam masyarakat dewasa ini, walaupun pengaturan waktu film tersebut ada pada masa lampau.
Metode
Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dan berfokus pada analisis poster film “the boys in the striped pajamas (2008)” dengan menggunakan analisis Semiotika Roland Barthes. Tanda denotatif terdiri atas penanda dan pertanda. Namun, pada saat bersamaan dapat dilihat bahwa tanda denotatif juga merupakan tanda konotatif. Tanda konotatif tidak hanya memiliki makna tambahan, namun juga memiliki kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Dalam teori Barthes juga terdapat aspek lain, yaitu ‘mitos’. Mitos disini bukanlah definisi kata yang sering didengar selama ini, melainkan mitos dalam teori Barthes merupakan pesan. Barthes juga mengatakan bahwa mitos merupakan sistem semiologis, yakni sistem tanda-tanda yang dimaknai manusia.
Hasil Penelitian
Secara denotasi, poster film ini menampakkan tadinya bahwa subyek 1 (anak diluar pagar) ingin bermain bola, namun tidak jadi karena bertemu dengan subyek 2 (anak didalam pagar). Hal tersebut Nampak pada bola yang tidak jadi dimainkan namun ada didepan subyek 1. Rasa penasaran subyek 1 kepada subyek 2 ditampakkan pada komunikasi yang berusaha mereka lakukan walaupun terhalang pagar dengan kondisi latar yang berbanding terbalik. Keduanya berkomunikasi dengan hangat ditengah transisi awan gelap. Secara makna konotasi, dalam poster film ini menggambarkan hubungan (dalam hal ini pertemanan) akan selalu ada Batasan yang tidak bisa ditembus. Mitos yang terkandung dalam poster ini adalah perbedaan status dapat menjadi salah satu hambatan dalam berteman.
Kesimpulan
Sebagaimana fungsi poster film sebagai salah satu media komunikasi, visualisasi dalam poster film sarat akan tanda yang jika diuraikan satu persatu dapat ditarik gambaran mengenai film tersebut. Dalam poster film “The Boys in the Striped Pajamas (2008)” mengandung banyak makna, mulai dari penggambaran tokoh utama dari latar dan kostum yang digunakan, batasan pertemanan yang terhalang oleh perbedaan latar belakang, hingga ketidak-jujuran yang berakhir pada kemalangan. Yang mana semua makna tersebut dapat ditarik dan disimpulkan dengan norma yang ada pada masyarakat kini.
12.
Penulis Jurnal :
Erliyana Efendi, Haniyah Dhiya Mawaddah, Sahrul Umami
Judul Jurnal :
SEMIOTIKA ROLAND BARTHES DALAM POSTER FILM THE SPACE BETWEEN
Halaman Jurnal : 1-9
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah memahami kondisi konteks dan mendeskripsikan secara mendalam tentang poster film The Space Between Us. penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan menganalisis makna yang terkandung dalam tanda-tanda visual yang terdapat pada poster film The Space Between Us. Melalui pendekatan ini, kita dapat memahami bagaimana tanda-tanda tersebut mempengaruhi persepsi dan interpretasi audiens serta menciptakan berbagai makna yang melibatkan aspek denotasi, konotasi, dan bahkan mitos yang terkait dengan masyarakat. Pendekatan teori Verbal dan Aspek Visual digunakan untuk menganalisis tanda-tanda verbal dan visual yang terdapat dalam poster film tersebut.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari berbagai teori dan informasi yang telah dikaji, serta studi pustaka seperti proposal, buku, dan artikel yang berkaitan dengan poster film The Space Between Us. Peneliti menyajikan data melalui studi literatur yang melibatkan analisis data dan artikel, serta penggunaan kutipan-kutipan dari buku sesuai dengan poster yang terkait dengan objek penelitian sesuai dengan kebutuhan penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan peneliti adalah dengan membahas elemen desain dan layout pada poster film The Space Between Us. Salah satu elemen yang dianalisis adalah desain informasi dan aspek visual yang memperkuat pesan dalam publikasi.
Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mendalam tentang poster film The Space Between Us dan menganalisis elemen-elemen desain dan layout yang terkait. Melalui pendekatan ini, peneliti dapat menggali makna yang terkandung dalam poster tersebut, termasuk bagaimana informasi disajikan dan bagaimana pesan-pesan visual dikomunikasikan kepada audiens. Analisis ini akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang poster film dan kontribusinya dalam promosi film serta dampaknya terhadap penarikan minat penonton.
Hasil Penelitian
The Space Between Us merupakan film yang berasal dari Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2017. Film ini termasuk jenis film fiksi romantis yang diperani oleh Gary Oldman, Asa Butterfield dan masih banyak lagi (Filem, 2022). Selain itu, dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada poster film The Space Between Us untuk dianalisis dengan menggunakan Semiotik Roland Barthes dengan Pendekatan teori Verbal dan Aspek Visual digunakan untuk menganalisis tanda-tanda verbal dan visual yang terdapat dalam poster film tersebut.
The Space Between Us merupakan film yang berasal dari Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2017. Film ini termasuk jenis film fiksi romantis yang diperani oleh Gary Oldman, Asa Butterfield dan masih banyak lagi (Filem, 2022). Selain itu, dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada poster film The Space Between Us untuk dianalisis dengan menggunakan Semiotik Roland Barthes dengan Pendekatan teori Verbal dan Aspek Visual digunakan untuk menganalisis tanda-tanda verbal dan visual yang terdapat dalam poster film tersebut.
Kesimpulan
Poster ini menggunakan tipografi, nama pemeran, slogan, dan gambar untuk
menciptakan citra dan menyampaikan pesan tentang film "The Space Between
Us" yang berkisah tentang hubungan jarak jauh dan petualangan di planet
Mars.Poster ini mengkomunikasikan tema film "The Space Between Us"
yang mengangkat cerita tentang hubungan jarak jauh, kehidupan di Mars, dan
pertemuan antara dua remaja dari planet yang berbeda.
13.
Penulis Jurnal :
Anis Maysarah Rahmanida, Agus Nugroho Udjianto
Judul Jurnal :
ANALISIS PERANCANGAN VISUAL POSTER FILM “KUCUMBU TUBUH INDAHKU”
Halaman Jurnal : 1-7
Tujuan
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini ialah fokus kepada poster dari film “Kucumbu Tubuh Indahku”. Posternya sendiri terdiri dari beberapa versi dan semuanya memiliki makna. Mulai dari elemen visual, ekspresi, gaya atau bahasa tubuh serta lainnya terdapat di dalam poster, sehingga bagi siapa saja yang melihat tidak akan sekedar melihat tanpa mengetahui maknanya. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui makna dari poster film “Kucumbu Tubuh Indahku” sementara manfaat yang akan didapat adalah menjadi pengetahuan bagi masyarakat, desainer lain serta siapapun yang membaca penelitian ini.
Metode
Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu melihat visual dari ilmu atau teori desain komunikasi visual, yakni salah satunya elemen ilustrasi serta gaya atau bahasa tubuh. Elemen ilustrasi, gaya atau bahasa tubuh ini nantinya akan menjadi hasil penelitian yang dihubungkan dengan teori visual dan juga teori semiotika. Proses pemaknaan bahasa visual dapat dilihat dari gaya atau bahasa tubuh yang ditunjukkan oleh si pemeran dalam poster film tersebut. Objek penelitian adalah tiga buah poster film “Kucumbu Tubuh Indahku”, dimulai dari elemen-elemen visual yang terdapat dalam poster dan juga menganalisis menggunakan teori semiotika. Pendekatan metode kualitatif deskriptif digunakan untuk menjelaskan makna dari bahasa visual yang disampaikan melalui poster film tersebut. Penelitian ini akan tercapai apabila peneliti dapat menemukan makna melalui unsur-unsur visual serta bahasa tubuh yang tertera di dalam poster. Untuk mencapai hal itu maka harus dilakukan pengamatan yang kemudian dihubungkan dengan teori-teori visual serta teori tanda pada semiotika.
Hasil Penelitian
Film “Kucumbu Tubuh Indahku” menceritakan tentang sosok Juno Kecil yang terpaksa harus hidup sendiri sejak ayahnya meninggalkannya akibat kekerasaan yang dialami. Di tengah kesendiriaanya, Juno akhirnya bergabung dengan sanggar tari Lengger. Trauma dialami Juno pertama kali ketika ia melihat konflik guru tari lengger senior di desanya. Sejak itu, Juno harus hidup berpindah-pindah dari satu desa ke desa lain. Semua pengalaman yang dilalui membuat Juno memiliki sebuah perjalanan yang membawanya menemukan keindahan hidup. Poster film “Kucumbu Tubuh Indahku” memiliki banyak sekali versi, mulai dari yang official sampai poster buatan penggemar, semua versi poster memiliki makna dan arti tersendiri yang dapat di analisis. Ada tiga buah poster yang akan dibahas layout, tipografi, warna, ilustrasi dan juga semiotikanya.
Pada poster film “Kucumbu Tubuh Indahku” terdapat muatan unsur-unsur grafis seperti ilustrasi, layout, tipografi, warna dan juga ilustrasi. Poster-poster yang ada juga memiliki banyak sekali makna tersembunyi jika dikaitkan dengan teori tanda dalam teori semiotika. Visualisasi keseluruhan poster sudah mewakili isi dari cerita dalam film tersebut dimana sosok feminim Juno menjadi point of view di dalam poster film ini.
Kesimpulan
Film “Kucumbu Tubuh Indahku” tidak sepenuhnya mempertontonkan adegan
LGBT. Film ini memiliki sisi positif jika kita melihatnya dari sudut pandang
lain, yaitu perjuangan dan pengorbanan Juno yang ingin menjadi penari Tari
Lengger, jalan ceritanya juga dapat membuat penonton merasa campur aduk.
Sayangnya di Indonesia masih sangat asing atau tabu dengan hal-hal berbau LGBT
karena faktor ‘fanatik agama’ oleh kaum mayoritas (tidak semua), sehingga film
ini tidak boleh ditayangkan kepada publik.
14.
Penulis Jurnal :
Rizki Chaerunnisa
Judul Jurnal : Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Poster Drama Korea “The Glory Part 2’’
Halaman Jurnal : 1-9
Tujuan
Poster drama “ The Glory Part 2” yang akan diteliti merupakan poster yang dibuat untuk perilisan drama series di Netflix. Sebagai tanda perilisan drama korea “ The Glory Part 2” pada tanggal 09 Februari ,Netflix meluncurkan poster drama tersebut. Keunikan poster ini adalah desain nya yang terkesan monokrom Namun Jika dilihat lagi. Ada hal tersembunyi dan teori di dalam poster ini. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Analisis Semiotika Pada Poster Drama Korea “ The Glory Part 2”, tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis poster dari drama korea “ The glory part 2” agar dapat menggali makna- makna yang tersembunyi di balik gambar poster drama korea “ The glory part 2” dan juga karena drama ini mengangkat tema yang menarik yaitu mengenai balas dendam yang cerdik dan juga memberi tau kalau pembullyan adalah perbuatan yang tidak baik.
Metode
Penelitian ini mengunakan metode analisis semiotika pendekatan deskripstif kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan makna yang terdapat dalam poster drama korea "the glory part 2". Fokus penelitian pada analisis visual poster drama korea " the glory part 2" menggunakan pendekatan semiotika mengenai ilmu tanda milik roland barthes, teori semiotika roland barthers sendiri merupakan pengembangan teori milik saussure yang mengatakan bahwa semiotika dibagi menjadi dua yaitu petanda dan penanda sedangkan teori roland barthes ini berfokus kepada tahap denotasi, konotasi. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data yang terkait dengan drama korea " the glory part 2" , yaitu dengan menonton drama korea “the glory part 2”.
Hasil Penelitian
Poster drama korea “The Glory Part 2” ini terlihat simple dengan kedua
pemeran utama, yaitu moon dong-eun dan joo Yeo-Jeong yang sedang saling
bertatapan dan memegang tangan dengan latar abu-abu dan memakai baju hitam,
pada bagian atas poster terdapat tulisan “She is My Salvation” sedangkan pada
bagian bawah Poster Terdapat Tulisan “Only On Netflix | Mar 10”.
Poster film drama korea “The glory part 2” mempunyai makna, diantara nya makna tersebut mewakilkan karakter pemain, yaitu moon dong-eun dan joo yeo-jeong. Tatapan mata dan posisi tangan mewakilkan perasaan para karakter, mulai dari joo yeo- jeong yang tertarik kepada moon dong-eun dan moon dong-eun yang juga tertarik dan membutuhkan bantuan joo yeo-jeong dalam membalas dendam.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap poster drama Korea
"The Glory Part 2" dengan pendekatan analisis semiotika Roland
Barthes, dapat disimpulkan bahwa poster merupakan media komunikasi yang efektif
untuk menyampaikan pesan singkat dan impresif. Poster ini memiliki unsur-unsur
visual dan verbal yang dirancang untuk menarik perhatian dan memotivasi tingkah
laku orang yang melihatnya. Dalam konteks drama Korea "The Glory Part
2", poster tersebut menampilkan kedua pemeran utama yang saling bertatapan
dengan latar belakang abu-abu dan tulisan "She is My Salvation" serta
"Only On Netflix | Mar 10". Poster ini memiliki tema yang dark yang
menggambarkan kisah balas dendam atas pembullyan. Dengan menggunakan pendekatan
semiotika, penelitian ini berhasil menggali makna-makna yang tersembunyi di balik
gambar poster tersebut, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam
terhadap pesan yang ingin disampaikan melalui poster drama Korea "The
Glory Part 2".
15.
Penulis Jurnal :
Diah Utari Dewi Sulistyaningrum, Sabri
Judul Jurnal : Nilai
Dan Unsur Kebudayaan Pada Poster Film Coco (Analisis Semiotika Roland Barthes
Pada Poster Film Coco)
Halaman Jurnal : 1-15
Tujuan
Film Coco diproduksi oleh Studio Animasi Pixar dan dirilis oleh Walt Disney Pictures telah mempublikasikan poster sebagai bentuk media promosi. Terdapat salah satu poster film coco yang bertemakan festival Day of the Dead dan menampilkan hampir seluruh unsur visual dalam film tersebut. Poster tersebut divisualisasikan dengan menarik dan sesuai dengan genre dan tema film tersebut. Di dalam poster tersebut terdapat nilai dan unsur kebudayaan yang dikemas dalam bentuk gambar. Maka dari itu, penulisan ini bertujuan untuk mengkaji serta menafsirkan makna yang terkandung pada poster film coco serta melihat nilai dan unsur kebudayaan yang terdapat dalam poster film coco.
Metode
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengilustrasikan atau memaparkan sesuatu hal apa adanya. Kemudian, semuanya akan dibahas untuk menentukan hasil penulisan. Unsur visual yang terdapat dalam poster coco akan dijadikan sebagai salah satu sumber data. Peneliti juga akan menggunakan sumber data sekunder, seperti jurnal-jurnal terdahulu, pengetahuan dan teori-teori. Selain itu, semiotika menurut Roland Barthes yang menekankan pada denotasi, konotasi, dan mitos juga akan digunakan.
Hasil Penelitian
Desain visual yang terdapat dalam setiap media, khususnya pada poster mampu digunakan untuk menyampaikan pesan dan kesan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada informan. Desain visual juga menjadi daya tarik utama bagi informan atau penonton untuk membangun persepsi akan apa yang dilihat. Setiap unsur visual yang ditampikan dalam media mampu dijadikan sebagai simbol dan unsur yang berkaitan antara film dan dunia nyata. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa Coco sebagai film/animasi mengandung nilai-nilai dan unsur kebudayaan Negara Meksiko, khususnya perayaan Day of The Death atau kepercayaan akan adanya pertemuan kembali antara dua alam yang berbeda. Unsur-unsur visual dalam poster film Coco mampu menjadi gambaran keseluruhan kisah cerita dan mampu menarik perhatian yang melihatnya. Makna denotasi yang terdapat dalam film digambarkan dengan makna sebenarnya yang dapat dirasa dengan pancaindra manusia (dalam hal ini pengamatan dari film tersebut), sedangkan makna konotasi yang terdapat dalam film menggandung sebuah pesan yang terkandung seperti kejadian yang terjadi pada sebuah foto scene.
Berdasarkan dari unsur visual dari poster yang ditampilkan, dapat disimpulkan bahwa Film Coco ini didesain bukan untuk mengenang atau berkabung melainkan sebagai perayaan untuk menghormati kerabat yang sudah tidak di dunia sehingga warna-warna yang dipilih dalam pembuatan poster menggunakan warna yang terang dan berkesan ceria.
Kesimpulan
Coco sebagai film/animasi mengandung nilai-nilai dan unsur kebudayaan
Negara Meksiko, khususnya perayaan Day of The Death atau kepercayaan akan
adanya pertemuan kembali antara dua alam yang berbeda. Unsur-unsur visual dalam
poster film Coco mampu menjadi gambaran keseluruhan kisah cerita dan mampu
menarik perhatian yang melihatnya. Makna denotasi yang terdapat dalam film
digambarkan dengan makna sebenarnya yang dapat dirasa dengan pancaindra manusia
(dalam hal ini pengamatan dari film tersebut), sedangkan makna konotasi yang
terdapat dalam film menggandung sebuah pesan yang terkandung seperti kejadian
yang terjadi pada sebuah foto scene.
Berdasarkan dari unsur visual dari poster yang ditampilkan, dapat
disimpulkan bahwa Film Coco ini didesain bukan untuk mengenang atau berkabung
melainkan sebagai perayaan untuk menghormati kerabat yang sudah tidak di dunia
sehingga warna-warna yang dipilih dalam pembuatan poster menggunakan warna yang
terang dan berkesan ceria.
16.
Penulis Jurnal :
Arini Asyifa Nugraha, Arief Johari, Gumilar Pratama
Judul Jurnal : Analisis Poster Film Turning Red dalam Teori Semiotika Roland Barthes
Halaman Jurnal : 1-8
Tujuan
Poster dari film animasi yang berjudul “Turning Red” merupakan poster yang didesain oleh Legion Creative yakni agensi print, digital, dan sosial yang dikhususkan untuk bidang hiburan. Studio animasi Disney dan Pixar sudah beberapa kali menggunakan jasa tersebut pada promosi animasi dengan media poster. Turning Red merupakan animasi yang bercerita mengenai Mei Lee, seorang perempuan berusia tiga belas tahun yang memiliki sifat penuh percaya diri dan memiliki latar belakang etnis cina-kanada. Mei Lee merasa dilema untuk tetap menjadi anak perempuan yang patuh namun disisi lain Ia harus menghadapi kacaunya masa transisi pubertas, yang apabila ketika Mei Lee merasa terlalu stres ataupun bahagia, ia akan berubah menjadi hewan panda merah yang besar. Film ini ditulis dan di sutradarai oleh Domee Shi dan akan dirilis di Amerika pada tanggal 11 Maret tahun 2022.
Oleh karena itu, dikarenakan animasi anak-anak ini mengangkat tema yang menarik yakni pubertas, serta film ini belum dirilis dimanapun sehingga menimbulkan rasa penasaran. Maka, penulis pun tertarik untuk menganalisis poster dari animasi Turning Red untuk mengetahui makna-makna tersembunyi yang memiliki korelasi dengan perkiraan isi film.
Metode
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan secara kualitatif analisis deskriptif dengan menggunakan ilmu semiotika visual. Selain menggunakan data primer, peneliti akan mengumpulkan sumber data sekunder melalui informasi-informasi serta teori yang bersumber dan telah di kaji. Serta, pendekatan semiotika yang akan diambil dari Roland Barthes, yang memiliki fokus denotasi, konotasi, dan juga mitos.
Hasil Penelitian
Secara evaluasi, pemaknaan dari poster film animasi Turning Red adalah bahwa film animasi ini akan bertempat di sekitar wilayah Negara Kanada khususnya di Kota Toronto. Karakter utama yang bernama Mei Lee merupakan anak perempuan yang memiliki latar belakang etnis Cina serta tinggal di Kanada. Di dalam poster, Mei Lee digambarkan dalam bentuk hewan panda merah yang tengah menunjukkan ekspresi cemas hal ini menunjukkan adanya representasi dari perubahan fisik dalam pertumbuhannya menuju usia remaja. Tema pertumbuhan dapat terlihat pada tagline yang bertuliskan growing up is a beast. Reaksi dari orang-orang disekitarnya yakni ibu dan teman-temannya menunjukkan ekspresi yang beragam, ada yang terkejut dengan perubahannya, kagum, hingga mengejek. Dengan adanya perubahan ini, Mei Lee harus menghadapi beragam konflik. Mulai dari reaksi orangorang di sekitarnya, hingga penerimaan pada dirinya sendiri, bahwa dirinya dapat menjadi panda merah.
Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapatkan dari analisis poster ini adalah bahwa
unsur-unsur visual yang terdapat didalam poster mampu menggambarkan keseluruhan
kisah cerita yang akan film animasi ini tayangkan. Dengan adanya peletakan
karakter utama yang begitu besar menjadi empasis bagi orang-orang yang
melihatnya. Hal ini bertujuan untuk memberi penanda bahwa perubahan yang
dialami Mei Lee ini begitu mencolok, sehingga konflik yang terdapat didalam
cerita dapat tersampaikan dengan baik melalui isi posternya.
17.
Penulis Jurnal :
Serin Himatus Soraya
Judul Jurnal :
KOMODIFIKASI NILAI KEISLAMAN PADA POSTER PRODUK SAHAJA (ANALISIS SEMIOTIKA
ROLAND BARTHES)
Halaman Jurnal : 1-12
Tujuan
Poster sahaja memiliki tanda-tanda keislaman. Dengan menggunakan simbol agama, produk sahaja diharapkan lebih menarik minat pembeli. Selain itu, tandatanda dalam poster sahaja memuat pesan tersembunyi yang sarat dengan nilai-nilai dan ajaran Islam. Dengan alasan tersebut, maka penulis merasa perlu adanya pengkajian yang lebih mendalam agar dapat diketahui komodifikasi makna atau pesan Islam yang ingin disampaikan. Tanda-tanda tersebut perlu dipahami artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.
Tujuan dari artikel ini adalah menguraikan mitos yang secara implisit terdapat dalam poster iklan sahaja. Poster tersebut memuat simbol-simbol keislaman yang mengandung mitos. Oleh karenanya, komodifikasi nilai Islam yang akan dibahas dan diuraikan nantinya berupa mitos simbol-simbol dan ajaran dalam agama Islam.
Metode
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Subyek dari penelitian ini poster produk sahaja, sedangkan unit analisisnya berupa simbol-simbol yang terdapat dalam poster mulai dari gambar, warna, hingga tulisan. Adapun teknik analisis data menggunakan semiotika Roland Barthes yang membedakan proses semiotik menjadi dua tingkatan yaitu signifier 1 & signified 1 serta signifier 2 dan signified 2. Berdasarkan dua tingkatan sign tersebut kemudian ditemukan mitos yang selanjutkan digunakan untuk memasarkan produk sahaja kepada masyarakat luas.
Hasil Penelitian
Bentuk komodifikasi nilai keislaman dalam poster produk sahaja terlihat dari cara pengemasan simbol-simbol agama di dalam poster. Pengemesan simbol agama tersebut terlihat di dalam keseluruhan komponen dalam poster. Misalnya, pemberian warna yang menjadi mitos dalam Islam, penggunaan jilbab oleh model dalam poster, adanya simbol lembaga zakat, dan kata-kata yang menjurus kepada shadaqah. Beberapa tanda tentang nilai keislaman tersebut dibingkai dalam poster sahaja yang merupakan poster promosi sebuah produk. Hal ini memberikan bukti bahwa nilainilai Islam telah bergeser fungsinya sebagai penarik minat konsumen akan suatu produk.
Pemberian warna dasar biru muda pada poster menyiratkan pesan lembut dan damai. Penanda warna biru muda dapat dipahami bahwa produk sahaja dapat dipercaya sebagai produk yang membantu menjaga kebersihan rumah dan alat-alat rumah tangga. Sehingga ketenangan, kesembuhan dan keharmonisan dalam rumah tangga akan terjaga karena lingkungan rumah menjadi bersih dan terhindar dari kuman yang menyebabkan penyakit. Dalam produk sahaja warna putih lebih cenderung bermakna bersih. Sesuai dengan produk yang ditawarkan berupa cairan pembersih. Selain itu, dalam agama Islam juga diajarkan tentang kebersihan. Bahkan kebersihan menjadi suatu hal yang wajib karena salah satu dari syarat sah ibadah adalah suci dari hadats maupun najis. Saling memandang menandakan adanya kepedulian atau kasih sayang. Sedangkan senyum sering kali merepresentasikan kebahagiaan. Dengan demikian, tanda tersebut dimaknai sebagai sikap peduli dan kasih sayang antar anggota keluarga akan berdampak pada kebahagiaan diri dan orang lain. Hal semacam ini berlaku pula dalam kehidupan sosial masyarakat. Jika tingkat kepedulian dalam masyarakat tinggi maka kebahagiaan akan mudah ditemukan. Dan kesengsaraan akan semakin berkurang. Kebaikan dapat menyentuh hati nurani seseorang baik kepada mereka yang menerima kebaikan maupun mereka yang menyaksikan kebaikan. Oleh karenanya perilaku kebaikan akan memotivasi orang lain untuk melakukan kebaikan pula. Sehingga kebaikan akan terus berjalan dan berputar. Jika kebaikan dan kepedulian dimasyarakat semakin tinggi, maka kesejahteraan menjadi suatu hal yang pasti.
Kesimpulan
Poster sahaja selain memiliki tujuan persuasi, juga memuat mitos berupa
nilainilai ajaran Islam. Nilai-nilai Islam ditampilkan dengan cara memasukkan
simbolsimbol agama di dalam poster seperti pemberian warna putih, gambar tangan
menengadah, logo lembaga zakat hingga slogan yang menyiratkan ajakan sedekah.
Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya meliputi: pertama, penegasan
bahwa agama Islam mengajarkan kebersihan. Kedua, mengangkat tangan ketika
berdo’a. Ketiga, kebaikan atau kepedulian terhadap sesama akan mengalir dan
menimbulkan kebahagiaan. Keempat, produk sahaja mendukung zakat dan sedekah.
Kelima, menjaga kebersihan berarti menjaga kesehatan.
18.
Penulis Jurnal :
Nofia Natasari
Judul Jurnal : ANALISIS
SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA REPRESENTASI SIMBOLIS DALAM FILM KEMBANG API:
KAJIAN TERHADAP BAHASA VISUAL DAN MAKNA
Halaman Jurnal : 1-6
Tujuan
Penelitian ini akan memfokuskan perhatian pada analisis semiotika Roland Barthes terhadap representasi simbolis dalam film, dengan khususnya pada genre yang penuh warna dan keindahan visual, yaitu film kembang api. Film kembang api seringkali dikenal karena keindahan visualnya yang memukau, namun di balik gemerlapnya, terdapat tanda-tanda yang dapat dipecahkan untuk memahami makna yang lebih mendalam.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika Roland Barthes. Pendekatan ini menekankan pada pemahaman tanda dan simbol sebagai konstruksi makna dalam sebuah karya seni visual. Langkah-langkah penelitian melibatkan pemilihan adegan-adegan kembang api yang dianggap signifikan, identifikasi simbol-simbol dalam adegan tersebut, dan analisis pada dua tingkat, yakni denotatif (makna literal) dan konotatif (makna mendalam).
Dengan menerapkan bahan dan metode yang telah diuraikan, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna simbolik dalam film kembang api melalui perspektif semiotika Roland Barthes. Implikasi dari temuan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana bahasa visual bekerja dalam konteks seni visual, khususnya dalam bentuk spektakuler seperti kembang api. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat membuka jendela baru dalam pemahaman makna dan kompleksitas visual dalam karya seni film.
Hasil Penelitian
Dalam film “Kembang Api,” naratif yang dihadirkan mengeksplorasi tema pilihan hidup, trauma, dan konsep ketidakmampuan untuk menghindar dari keadaan awal. Cerita ini mengikuti perjalanan empat karakter utama, yaitu Fahmi, Sukma, Raga, dan Anggun, yang dipertemukan oleh takdir dan terlibat dalam keputusan drastis untuk mengakhiri hidup mereka bersama dengan cara meledakkan diri menggunakan bola besar berisi kembang api.
Secara kreatif, penggunaan bola besar berisi kembang api sebagai sarana untuk mengakhiri hidup memberikan elemen fantastis pada cerita. Anehnya, setiap kali bola tersebut meledak, karakter-karakter utama tidak mengalami kematian permanen dan selalu kembali ke situasi awal. Hal ini menciptakan siklus yang tak terputus, menimbulkan pertanyaan mengenai makna hidup, karma, dan potensi untuk perubahan dan pertobatan. Film “Kembang Api” bukan hanya sekadar film dengan elemen dramatis, tetapi juga menyelipkan pesan mendalam tentang makna hidup, pilihan, dan potensi untuk penyembuhan dari trauma. Melalui alur cerita yang unik dan karakter-karakter yang kompleks, film ini mengajak penonton untuk merenung tentang keputusan hidup dan kemungkinan perubahan yang dapat terjadi dalam perjalanan seseorang. Dengan demikian, “Kembang Api” memberikan pengalaman sinematik yang mendalam dan memicu refleksi filosofis terhadap kompleksitas eksistensi manusia
Kesimpulan
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa film “Kembang Api” menggambarkan
naratif yang mendalam, mengeksplorasi tema pilihan hidup, trauma, dan konsep
ketidakmampuan untuk menghindar dari keadaan awal. Penggunaan kembang api
sebagai elemen fantastis menambah dimensi dramatis pada cerita, menciptakan
siklus yang tak terputus dan memicu refleksi filosofis terhadap kompleksitas
eksistensi manusia. Analisis semiotika ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman lebih mendalam tentang makna simbolik dalam film kembang api, terutama
dalam merespon perspektif Roland Barthes terhadap interpretasi tanda-tanda
dalam seni visual. Implikasi dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi
pada pemahaman tentang bagaimana bahasa visual bekerja dalam konteks seni
visual, khususnya dalam bentuk spektakuler seperti kembang api. Penelitian ini
membuka jendela baru.
19.
Penulis Jurnal :
Ifti Anugrah
Judul Jurnal : REPRESENTASI
KONSEP DIRI REMAJA PADA FILM LADY BIRD (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)
Halaman Jurnal : 1-9
Tujuan
Salah satu film remaja yang terbaik adalah Lady Bird yang tayang perdana di Telluride Film Festival pada 1 September 2017. Film berdurasi 1 jam 34 menit garapan sutradara dan penulis Greta Gerwig berkisah tentang remaja perempuan di Sacramento, California dengan setting waktu tahun 2002- 2003. Film Lady Bird telah mendapatkan total 212 nominasi penghargaan, diantaranya 5 nominasi Oscars dan memenangkan 113 penghargaan menurut situs populer film imdb.com. Penghargaan yang dimenangkan antara lain kategori Best Motion, Picture Best Director, Best Actress dan Best Screenplay. Secara visual memungkinkan banyak adegan yang menarik dan menyiratkan sebuah realitas sosial masa remaja.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti ingin menganalisis makna dan tanda yang diintepretasikan film Lady Bird kaitannya dengan penggambaran konsep diri remaja melalui analisis semiotika Roland Barthes.
Metode
Penelitian ini adalah penelitian konten kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes. Tujuan penelitian adalah menggali representasi konsep diri remaja dan mengetahui makna yang ada dalam film Lady Bird. Model semiotika Roland Barthes digunakan untuk menelusuri makna yang ada dalam unsur-unsur film sebagai penanda dan petanda untuk menemukan pesan denotatif, konotatif dan mitos. Data dalam penelitian ini didapatkan dari dokumen, yaitu adegan-adegan yang mengandung unsur representasi konsep diri seorang remaja dalam film yang dianalisis. Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber literatur yang relevan dapat berupa buku, artikel, dan jurnal ilmiah relevan dengan topik penelitian.
Hasil Penelitian
Film ini merepresentasikan remaja sesuai dengan teori kondisi yang mempengaruhi pembentukan konsep diri remaja dalam 15 adegan. Terdapat delapan kondisi pengaruh pembentukan konsep diri remaja pada Lady Bird yang cenderung positif setelah melalui pemberontakan, antara lain sebagai berikut. a) Usia kematangan, digambarkan remaja yang awalnya merokok untuk memberontak lalu menerima diri sebagai orang yang telah dewasa; b) Penampilan diri, digambarkan remaja mengeksplorasi standar kecantikan ideal untuk meningkatkan kepercayaan diri; c) kepatuhan seks, ditampilkan remaja mulai mengenal identitas seksual lawan jenis untuk mengakui dirinya setara; d) nama dan julukan, ditampikan remaja ingin nama yang melekat sebagai bagian dari menerima identitas dirinya; e) hubungan keluarga, digambarkan pemberontakan remaja terhadap orang tua yang membawanya pada penerimaan diri; f) teman-teman sebaya, remaja ditampilkan mencari pembuktian diri dari teman sebaya untuk meyakinkan kemampuan dirinya; g) kreativitas, digambarkan remaja yang memiliki ide dan pemikiran berbeda dan ia yakin akan kemampuannya; h) cita-cita, remaja ditampilkan memiliki impian besar dan tidak realistis namun mampu mengatasi kegagalan sehingga meraih keberhasilan.
Kesimpulan
Film Lady Bird memuat pesan bagi penonton, antara lain sebagai berikut.
a) konsep diri remaja cenderung positif dominan dipengaruhi oleh kondisi
keluarga yang mendukung dan harmonis; b) konsep diri remaja dapat cenderung
positif jika remaja mampu mengatasi masalah dan belajar pengalaman. Remaja akan
memilih pandangan dirinya yang lebih dewasa.
20.
Penulis Jurnal :
Azhar Natsir Ahdiyat
Judul Jurnal : Analisis
Semiotika Visual Pada Ilustrasi Sampul Majalah Tempo Edisi “Jerat Kedua”
Halaman Jurnal : 1-20
Tujuan
Kasus megakorupsi e-KTP pada tahun 2017 yang menyeret Setya Novanto menjadikannya perbincangan publik, termasuk media massa seperti Majalah Tempo pada sampulnya. Majalah Tempo menggunakan gambar ilustrasi pada setiap rilisannya dengan karakter dan penggayaan visual yang khas serta kerap menimbulkan kontroversi. Selain itu, gambar ilustrasi pada sampul majalah ini pun memiliki makna dan kode tersembunyi yang perlu diinterpretasi secara mendalam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk dapat menjelaskan struktur tanda visual pada ilustrasi sampul Majalah Tempo edisi “Jerat Kedua”. Selain itu, penelitian in pun ditujukan untuk dapat mengungkap kodekode yang terkandung pada ilustrasi sampul tersebut.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Objek penelitian ini adalah ilustrasi di sampul majalah yang berfungsi sebagai alat komunikasi nonverbal (berbentuk visual atau gambar) dan memiliki fungsi signifikasi, maka dalam hal ini terdapat tanda-tanda dan kode-kode bermakna yang dapat diinterpretasi menggunakan metode tertentu. Karena adanya unsur tanda visual dan kode pada gambar ilustrasi di sampul Majalah Tempo maka untuk mengkajinya secara spesifik digunakan teori semiotika Roland Barthes. Lima kode yang diutarakan oleh Barthes yakni kode hermeneutik, semantik, simbolik, proairetik, dan kultural, peneliti anggap cocok untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini. Hal tersebut disebabkan karena lima kode Barthes tersebut cukup komprehensif dalam menjabarkan kode-kode yang terdapat pada objek yang diteliti. Objek penelitian pada penelitian ini juga berlaku sebagai sumber data, karena penelitian ini berorientasi pada pesan dan kode atau teks (text-oriented criticism).
Sumber data primer terkait dengan objek penelitian, dalam hal ini ilustrasi figur Setya Novanto adalah sampul Majalah Tempo yang didapatkan melalui situs daring resmi Tempo yakni www.tempo.co. Sedangkan data sekunder yang digunakan pada penelitian ini yakni sumber informasi berupa infroman, media digital, media cetak, serta dokumen-dokumen atau kajian berbagai literatur, hasil wawancara, forum ilmiah, surat kabar, berita, dan segala sesuatu yang selaras dengan penelitian sehingga membantu proses kegiatan penelitian.
Hasil Penelitian
Sampul Majalah Tempo edisi “Jerat Kedua” memiliki makna konotasi, yakni mengenai dua pemimpin KPK dan Setya Novanto yang berusaha saling menjerat satu sama lain, dalam ilustrasi Setya Novanto digambarkan sebagai ketua DPR-RI yang duduk santai dalam menghadapi konflik (jeratan hukum yang kedua dari KPK), sementara dua pimpinan KPK kebingungan karena upayanya malah diperkarakan Polisi. Pada Sampul ini, jeratan yang dilakukan oleh KPK terhadap Setya Novanto digambarkan secara metaforis dengan tanda visual anak panah. Enigma yang muncul dan menjadi pertanyaan di benak pembaca adalah mengapa jeratan yang dilakukan KPK melalui penggambaran anak panah terhadap Setya Novanto tidak ada satu pun yang mengenai target? Apakah itu bergantung pada kemampuan KPK ataukah ada suatu hal yang menghalangi upaya KPK tersebut? Enigma tersebut akan terjawab ketika audiens membaca keseluruhan isi berita utama di dalam majalah. Pada sampul ini objek yang menjadi menarik adalah tanda visual berupa busur panah dan anak panah. Objek tersebut digambarkan sebagai senjata yang digunakan dua figur laki-laki berseragam KPK untuk mendapatkan target sasaran yakni Setya Novanto. Busur dan anak panah pada sampul ini dapat menjadi penanda dengan beberapa kemungkinan makna konotatif seperti ‘perburuan’, ‘pertahanan’, ‘olah raga’, ‘perang’, dan sebagainya. Jika dilihat dari segi sejarahnya, panah oleh digunakan sebagai alat untuk berburu hewan juga sebagai pertahanan atau perlindungan diri. Kemudian panah pun kerap digunakan sebagai senjata yang dipakai oleh para prajurit perang sebelum ditemukannya senjata api. Saat ini panah menjadi salah satu cabang olah raga yang dipertandingkan pula di berbagai negara di dunia.
Kesimpulan
Berdasarkan
kajian yang dilakukan atas pertanyaan penelitian meliputi struktur tanda visual
dan kode yang terkandung di dalam sampul Majalah Tempo edisi “Jerat Kedua”,
dihasilkan simpulan sebagai berikut. Struktur tanda visual sampul Majalah Tempo
edisi “Jerat Kedua” tersusun melalui beragam penanda berupa elemen-elemen
visual dan tekstual dari yang sebatas penanda denotatif berubah maknanya
menjadi petanda konotatif. Makna denotatif sampul ini merupakan makna harfiah,
sebagaimana adanya yang terlihat oleh pembaca. Keberagaman penanda tersebut
menghasilkan makna konotatif dengan menggunakan beberapa cara, yakni penanda
yang didasarkan pada sebuah konvensi, penjangkaran makna (anchoring) antara
tanda tekstual/tipografi dengan tanda visual/ilustrasi, penggunaan retorika
metafora/metonimi, penggambaran gestur atau ekspresi pada ilustrasi figur, dan
referensi-referensi dari realitas. Melalui penanda-penanda yang hadir, makna
konotasi sampul Majalah Tempo edisi “Jerat Kedua” yaitu Setya Novanto sebagai
politikus Golkar dan pejabat publik yang tersandung kasus korupsi tengah
bersantai karena KPK gagal menangkapnya setelah dua pemimpin KPK malah
diperkarakan Polisi.
Comments
Post a Comment